Ayoo semakin rajin menyeru..
Oleh : Suratun Almaidah
Dakwah?? Apaan tuh? Hmm mungkin dari sebagian kita belum ada yang megerti tentang ini, tapi mungkin ada juga yang sebagian sudah expert sekali di bidang ini. Jadi apa dong dakwah itu? Dakwah bisa diartikan menyeru. Menyeru dan mengajak seluruh umat ke jalan cinta Allah. Jalan cinta yang insya Allah penuh dengan rahmat Allah SWT.
Dakwah nggak harus selalu ceramah diatas mimbar, mendengung-dengungkan ayat suci Al Qur’an. Dakwah gak harus maju perang. Karena sesungguhnya mengajak orang lain untuk sholat itu juga sebuah dakwah. Mungkin kalau yang lebih dekat dengan kita-kita ini adalah mengajar ngaji di TPA.
Jadi ngajar di TPA juga termasuk dakwah? Lho ya iya dong. Kan melalui TPA kita bisa menyeru pada kebaikan, menyeru pada jalan Allah. Menyeru agar para santri mentaati ajaran Rasul kita tercinta. Mengajarkan anak-anak santri menjadi muslim sejati dan secara tidak langsung kita telah mencetak generasi penerus islam yang nantinya akan meneruskan perjuangan Islam. Lho kok bisa? Tentu, karena seseorang akan tumbuh menurut didikannya sejak kecil. Kita sensntiasa mengajarkan kebaikan maka akan menuainya juga lewat santri-santri kita.
Kalau hukum dakwah sendiri gimana? Hukum berdakwah adalah fardhu Kifayah, ketika sudah ada diantar suatu kaum yang melakukan maka gugurlah kewajiban bagi muslim yang lain. Tetapi apakah kita tidak tertarik pada janji Allah? Jadi dalam sebuah hadist dikatakan seperti ini :
“Siapa yang mencontohkan perbuatan baik dalam Islam, lalu perbuatan itu setelahnya dicontoh (orang lain), maka akan dicatat untuknya pahala seperti pahala orang yang mencontohnya tanpa dikurangi sedikit pun pahala mereka yang mencontoh nya. Dan barangsiapa mencontohkan perbuatan buruk, lalu perbuatan itu dilakukan oleh orang lain, maka akan ditulis baginya dosa seperti dosa orang yang menirunya tanpa mengurangi mereka yang menirunya. (HR. Muslim dari Jarir bin Abdillah ra).
Bukankah sangat menggiurkan pahala yang dijanjikan oleh Allah?
Lalu bagaimana ketika kita tiba-tiba menjadi futur atau malas dalam berdakwah? Kadang ini merupakan permasalahan yang cukup merepotkan bagi para ustadz/ustadzah di TPA. Ketika rasa futur melanda. Mungkin beberapa tips dibawah ini cukup membantu :
1. Meluruskan niat
Niat selalu bisa berubah ketika menjalani suatu kegiatan/ibadah. Bisa jadi ketika niatan kita bukan sepenuhnya untuk para santri yaitu agar mereka bisa jadi generasi muslim yang sejati, atau bukan diniatkan untuk menegakkan agama Allah dan juga mencari ridlo Allah maka semua akan terasa berat dan malas. Maka selalu perbaikilah niat kita. Apalagi dakwah ini akan kita lakukan sepanjang hidup kita, maka resiko niat kita untuk goyah besar sekali. Semoga Allah selalu menjaga niat baik kita untuk berdakwah,
2. Ikhlas
Dakwah harus dilakukan dengan ikhlas, bukan mencari kepopuleran, bukan agar dikagumi orang banyak atas kepintarannya. Tetapi dakwah adalah benar-benar untuk mencari ridho dari Allah. Mungkin ada orang yang berdakwah hanya untuk memamerkan kepintarannya. Na’udzubillah, semoga kita tidak termasuk diantaranya.
3. Motivasi
ketika kita merasa malas, mungkin kita membutuhkan dorongan/dukungan untuk tetap melangkah. Motivasi bisa didapat dari teman-teman ustadz/ustadzah lain. Kita bisa bercerita dan meminta saran, bahasa kerennya curhat nih. Hehehe.. Jadi kita bisa bercerita pada teman seperjuangan. Namun, dalam curhat ini kita juga harus hati-hati dalam memilih teman untuk curhat, karena bisa jadi mereka bukan menyemangati malah tambah membuat kita untuk ogah berdakwah.
Ukhuwah yang terjalin antar sesama teman akan sangat bermanfaat di sini, dimana satu sama lain saling dapat memotivasi.
Jadi masih malas-malasan untuk berdakwah?? Pastinya nggak dong. Mari rajin-rajinlah menyeru.
Widget by [ Tips Blogger ]
Makasih Ustadzah Suratun Almaidah atas Artikelnya, moga mnambah smangat para aktivis tka tpa dimanapun berada. Jazzakumulloh.
BalasHapusAt tan'allumi fis shighori kan naqsi 'alal hajari ....
BalasHapus